Tuesday, February 19, 2019

PENGARUH NILAI DAN CITRA PERUSAHAAN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN,



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
Pada era Globalisasi saat ini membawa  perubahan dengan  sangat pesat yang menciptakan persaingan bisnis semakin ketat. Hal ini menuntut produsen untuk lebih peka, kritis dan reaktif terhadap perubahan yang ada, baik politik, social budaya dan ekonomi. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai kesuksesan dalam persaingan adalah berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan dengan menciptakan dan mempertahankan konsumen. Agar tujuan tersebut tercapai, maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen sesuai dengan keinginannya. Dengan demikian, setiap perusahaan harus mampu memahami kelangsungan hidup perusahaan  sebagai organisasi yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen, ini sangat tergantung pada prilaku konsumennya.
Perusahaan yang konsep pemasarannya berorientasi pada pembentukan kemitraan dengan konsumen (market deviden partnership) melalui pengembangan komunikasi yang interaktif dan intensif dengan konsumen. Disisi lain diyakini oleh para ahli maupun prkatisi pemasaran dapat dengan mudah membentuk dan memperkuat loyalitas konsumen  perusahaan yang sudah mempunyai citra di mata konsumen akan mendapatkan citra yang baik dengan nilai yang diterima pelanggan. Nilai yang diterima bisa mengarahkan secara langsung pada formasi perasaan-perasaan kepuasan secara menyeluruh meurpakan perasaan konsumen dalam merespon untuk evaluasi dari satu atau lebih pengalaman dalam


penggunaan produk atau jasa, sehingga tingkat loyalitas konsumen di tentukan oleh nilai yang diterimanya. Menurut Dowling ( 2004:175) perusahaan yang mempunyai citra baik mampu menimbulkan kepercayaan, keyakinan dan dukungan yang akan membentuk loyalitas konsumen terhadap produk dari perusahaan dari pada yang mempunyai citra buruk.
Citra perusahaan adalah pandangan masyarakat atau persepsi masyarakat terhadap suatu perusahaan yang berupa persepsi positif yang bisa mempengaruhi pemasaran suatu perusahaan. Pada suatu perusahaan jasa, citra atau image merupakan hal yang sangat penting yang  dapat mempengaruhi positif atau negative aktivitas pemasaran, dimana citra berperan dalam mempengaruhi perilaku dan keputusan pelanggan. Dalam mempelajari perilaku konsumen inilah perusahaan akan menyusun strategi agar dapat mempengaruhi minat konsumennya  dalam membeli produk atau jasa.
Terciptanya kepuasan konsumen yang dirasakan dari pembelian produk/jasa dapat memberikan beberapa manfaat diantaranya hubungan antara perusasahaan dan konsumen menjadi harmonis, menjadi dasar bagi pembelian ulang dan menciptakan loyalitas konsumen serta rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan perusahaan. Strategi maupun langkah menciptakan nilai dan pembentukan citra perusahaan yang baik adalah salah satu upaya menciptakan konsumen yang loyal terhadap produsen.
Konsumen yang loyal adalah keuntungan jangka panjang yang dimiliki oleh suatu produsen. Terciptanya pelanggan yang loyal akan berdampak positif bagi suatu produsen yang konsumen sukai, seperti kesetian dan kesediaan untuk mempromosikan gratis kepada orang lain yang hendak memilih suatu produk atau jasa. Konsumen yang loyal harus terus diupayakan dengan pemberian nilai pelanggan dan tetap menjagacitra baik perusahaan di mata konsumen.
Kabupaten Garut adalah salah satu kabupaten di Jawa barat yang saat ini menjadi destinasi wisata baru yang potensial. Hal ini ditandai dengan berdirinya pusat objek-objek wisata baik hotel, spa, resort dan lain-lain. Dibuktikan dengan berdirinya 55 unit Restoran, 7 hotel berbintang serta 81 hotel jenis melati (garutkab.go.id).
Kampung Sampireun Resort&Spa adalah salah satu tempat wisata di Kabupaten Garut yang sudah sejak lam berdiri dengan konsep mengadopsi etnik tradisional atau melekatetnik sunda yang selanjutnya dijadikan objek penelitian oleh peneliti. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pendahuluan dengan pihak manajemen dan pengunjung ditemukan masalah perihal loyalitas pengunjng yang dapat dilihat dari table dibawah ini:
Tabel 1.1
Jumlah Konsumen Yang menginap pada Kampung Sampireun Resort & Spa dari 
Tahun 2012-2016

Tahun
Jumlah Kunjungan
Prosentase (%)
2012
3.943
100%
2013
4.251
107%
2014
6.282
147%
2015
7.706
122%
2016
8.271
107%
            Sumber : Manajemen Kampung Sampireun Resort & Spa
    
Tabel 1.2
Repeater Guset Kampung Sampireun Resort & Spa dari Tahun 2012-2016

Tahun
Jumlah Kunjungan
Prosentase
Naik/Turun (%)
2012
723
100%
100%
2013
555
76%
-          24%
2014
480
86%
-          14%
2015
379
78%
-          22%
2016
492
129%
29%
Sumber : Manajemen Kampung Sampireun Resort & Spa

Berdasarkan dari table diatas dapat diketahui bahwa Tingakat Repearter dari tahun ke tahun mengalami penurunan, dimana dari tahun 2012 ke 2013 mengalami penurunan sebesar 24% dan berlanjut ke tahun selanjutnya dimana tahun 2014 sebesar 14%, tahun 2015 sebesar 22% dan baru di tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 29%. Akan tetapi, jika di perhitungakan ternyata peningkatan di tahun 2016 jika dibandingkan dengan jumlah di tahun 2012 tetap mengalami penurunan ata kurang mencapai kunjungan ke periode pertama yaitu sebesar 723 di tahun 2012 dan hanya 492 pada tahun 2016 atau hanya sebesar 68%.

Tabel 1. 3
Perandingan jumlah kunjungan dengan Repeater Guest

Tahun
Jumlah kunjungan
Repeater Guest
Prosentase (%)
2012
3.943
723
18%
2013
4.251
555
13%
2014
6.282
480
7%
2015
7.706
379
4%
2016
8.271
492
5%
Sumber : Manajemen Kampung Sampireun Resort & Spa
Data dari table perbandingan di atas bisa menjadi acuan adanya indikasi permasalahan kunjungan ulang dimana dari table jumlah kunjungan dari tahun 2012-2016 jika dibandingkan dengan table repeater Guset pada tahun yang sama jumlahanya hanya sedikit dimana repeater Guest pada tahun 2012-2016 prosentase kunjungan ulangnya berturut-turt sebesar 18%, 13%, 7%, % dan 5%. Jadi kebanyakan pengunjung yang mengunjunginya adalah pengunjung yang baru pertama kali membeli produk. Sehingga sejalan dengan pendapat Griffin (2007:31) bahwa pelanggan yang loyal adalah mereka yang senantiasa melakukan pembelian ulang secara kontinu, jadi berdasarkan dari data diatas dapat diketahui bahwa tingkat loyalitas konsumen tidak terjadi atau tidak loyal terhadapa perusahaan.
Berdasarkan dari uraian diatas, penulis tertarik untuk elakukan penelitian pada kampung Sampireun Resort&Spa yang selanjutnya dicantumkan kedalam bentuk usulan penelitian/skripsi dengan judul “Pengaruh Nilai Pelanggan dan Citra Perusahaan terhadap Loyalitas Konsumen” (Studi Pada Kampung Sampireun Resort&Spa)

1.2.      Identifikasi Masalah
            Dari uraian diatas dalam latar belakang, identifikasi masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.                  Bagaimana nilai pelanggan, citra perusahaan dan loyalitas konsumen  pada Kampung Sampireun Resort&Spa?
2.                  Bagaimana pengaruh Nilai pelanggan terhadap loyalitas konsumen pada Kampung Sampireun Resort&Spa?
3.                  Bagaimana pengaruh citra perusahaan terhadap loyalitas Konsumen  pada Kampung Sampireun Resort&Spa?
4.                  Bagaimana pengaruh nilai pelanggan dan citra perusahaan terhadap loyalitas konsumen pada Kampung Sampireun Resort&Spa?
1.3.      Maksud dan Tujuan penelitian
1.3.1.   Maksud Penelitian
            Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai yang akan digunakan untuk menganalisis pengaruh nilai pelanggan dan citra perusahaan terhadap loyalitas  konsumen pada Kampung Sampireun Resort&Spa
1.3.2.   Tujuan Penelitian
1.                  Untuk mengetahui nilai pelanggan pada Kampung Sampireun Resort&Spa
2.                  Untuk mengetahui citra perusahaan pada Kampung Sampireun Resort&Spa
3.                  Untuk mengetahui loyalitas konsumen pada Kampung Sampireun Resort&Spa
4.                  Untuk mengetahui bagaimana pengaruh nilai pelanggan dan citra perusahaan terhadap loyalitas konsumen Kampung Sampireun Resort&Spa.
1.4.      Kegunaan Penelitian
1.4.1.   Kegunaan Ilmiah
            Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, diharapkan dapat memberikan pemahaman serta menghasilkan sumbangan pemikiran, diantaranya sebagai berikut :
1.                  Bagi peneliti, sebagai bahan referensi untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam pengembangan ilmu pengetahuan , khususnya dalam masalah yang diteliti.
2.                  Bagi pengembangan ilmu Manajemen, diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi pengetahuan khususnya ilmu manajemen pemasaran.
3.                  Bagi para peneliti lain, khususnya bagi para peneliti lain diharapkan penelitian ini dapat bermanfat sebagai bahan masukan dan referensi tambahan dalam pembahasan yang sama.
1.4.2.   Kegunaan Praktis
            Penelitian ini diharapkan berguna sebagai informasi tambahan bagi perusahaan, tentang bagaimana pengaruh nilai pelanggan dan citra perusahaan terhadap loyalitas konsumen demi meningkatkan volume kunjungan dan masalah satu lain yang dihadapi perusahaan.
1.4.3.   Kegunaan Pengembangan Ilmu
1.                  Bagi penulis
Sebagai bahan kajian yang berharga dalam rangka melakukan studi banding antara ilmu yang di dapat di bangku kuliyah dengan realitas yang terjadi dilapangan, khususnya masyarakat ekonomi.
2.                  Bagi peneliti lain
Diharapkan hasil penelitian ini menjadi referensi dalam melakukuan penelitian dengan permasalahan yang sama.
1.5.      Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
1.5.1.   Kerangka Pemikiran
            Proses pertukaran antara pembeli dan penjual harus di kelola dengan baik dan professional untuk meningkatkan pendapatan penjual dan kepuasan pembeli. Dalam hal ini manajemen pemasaran dapat digunakan sebagai alat bantu agar dapat mempengaruhi tingkat permintaan, pemilihan waktu dan sifat permintaan sedemikian rupa sehingga dapat mencapai tujuannya.
Upaya mempertahankan pelanggan harus mendapat prioritas yang lebih besar dibanding  upaya mendapatkan pelanggan baru. Karena pada umumnya, lebih murah untuk mempertahankan peanggan yang sudah ada daripada menarik pelanggan baru. Lebih jauh, kehilangan pelanggan dapat menjadi bencana didalam perkembangan pasar  yang sudah matang, sehingga dapat menciptakan loyalitas pelanggannya. Perusahaan haruslah menciptakan serta mengelola suat system tertentu yang memprioritaskan pelanggannya. Karena pelanggan merasa puas akan loyal lebih lama, kurang sensitive terhadap harga dan member komentar yang baik tentang perusahaan tersebut.
            Situasi kompetisi bisnis yang demikian ketat dewasa ini menuntut setiap perusahaan untuk sungguh-sungguh memperhatikan kepuasan pelanggannya. Setiap pelanggan sangat besar nilainya bagi perusahaan, mempertaankan pelanggan yang sudah ada jauh lebih murah daripada menjaring pelangganbaru. Oleh karena itu, melalu pemahaman kebutuhan dan keinginan pelanggan secara cermat yang diikuti dengan implemntasi strategi kepuasan pelanggan yang tepat, diharapkan akan tercipta pelanggan- pelanggan yang loyal dan bahkan pelanggan yang abadi. Dengan demikian perusahaan dapat meraih keunggulan bersaing yang benar-benar unggul dan langgeng. Tjiptono (2008:83).
            Konsep kepuasan pelanggan, kualitas jasa/ layanan dan customer value ( nilai pelanggan) berkaitan erat, meskipun para menejer kerap kali memperlakuan ketiga konsep ini sebagai hal yang sama Tjiptono (2011:374).
Menurut Zeithamal dalam Tjiptono (2011:374) nilai pelanggan merupakan penilaian  keseluruhan konsumen terhadap utilitas sebuah produk berdasarkan persepsinya terhadap apa yang diterima dan apa yang diberikan.
Nilai yang dinginkan pelanggan terbentuk ketika mereka membentuk bagaimana baik burknya suatu produk dimainkan dalam situasi penggunaan. Adapun dimensi nilai menurut Sweeney dan Soutar dalam Tjiptono (2005:298) terdapat 4 dimensi diantaranya, nilai emosional, nilai social, nilai kinerja dan nilai harga.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa nilai pelanggan merupakan suatu benefit yang didapatkan berdasarkan cost yang dikeluarkan dalam mendapatkan produk yang di belinya.
Perusahaan merancang suatu identitas atau penetapan posisi untuk membentuk citra terhadap perusahaan atau produknya. Perusahaan yang memiliki citra atau reputasi yang baik akan mendorong konsumen membeli produk yang ditawarkan, mempertinggi kemampuan bersaing, mendorong semangat kerja kariawan dan meningkatkan loyalitas pelanggan (Istijanto,2005).
Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2012:274) citra merupakan seperangkat ide, keyakinan dan kesan yang dimiliki oeh seseorang terhadap suatu objek.
Adapun menurut Kotler dan keller (2012:274) informasi yang lengkap mengenai citra perusahaan ada empat elemen, antara lain:
1)      Personality (kepribadian), yakni keseluruhan karakteristik perusahaan yang dipahami oleh lingkungan diluar perusahaan seperti perusahaan yang dapat dipercaya, dan perusahaan yang mempunyai tanggung jawab social

2)      Reputasi, hal yang telah dilakukan perusahaan dan diyakini public sasaran berdasarkan pengalaman sendiri maupun pihak lain seperti keamanan bertransaksi.

3)      Nilai, nilai-nilai yang dimiliki perusahaan.

4)      Identitas perusahaan, komponen-komponen yang mempermudah pengenalan public sasaran terhadap perusahaan seperti logo, warna dan slogan.
Berdasarkan uraian mengenai citra dari para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa citra merupakan persepsi masyarakat yang timbul dari operasional perusahaannya itu sendiri, apakah berkontribusi baik atau tidak itu tergantung care perusahaan beroperasinya dan dampak yang diterima oleh masyrakat ataupun stackholder lainnya diluar perusahaan.
Tjiptono (2005:15) menyatakan perusahaan dapat meningkatakan kepuasan pelanggan, dimana perusahaan memaksimumkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan meminimumkan atau meniadakan pengalaman pelanggan yang kurang menyenangkan. Selanjutnya, kepuasan pelanggan berkontribusi pada terciptanya rintangan beralih (Switching barriers), biaya beralih ( Switching cost) dan loyalitas pelanggan.
Menurut Griffin (2003:31) loyalitas adalah komitmen yang selalu melakukan pembelian ulang dan mengajak orang lain untuk menggunakan barang/jasa pada perusahaan.
Menurut Griffin (2007:16) menyatakan bahwa loyalitas lebih mengacu pada wujud prilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus-menerus terhadap barang/jasa suatu perusahaan.
Menurut Drake ( Sukmawati, 2011:24)  menyatakan bahwa pelanggan yang loyal selalu melakukan pembelian ulang yang pada gilirannya menjamin aliran pendapatan bagi perusahaan, memiliki kecenderungan membeli lebih banyak, mau mebayar dengan harga yang lebih mahal, yang akan berdampak secara langsung kepada keuntungan yang diperoleh perusahaan.
Adapun indicator loyalitas konsumen menurut Griffin (2007:31) adalah sebagai berikut :
1)      Melakukan pembelian ulang secara teratur

2)      Melakukan pembelian diluar lini produk/jasa

3)      Merekomendasikan produk

4)      Menunjukan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing.
Uraian diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa loyalitas konsumen merupakan tindakan pembelian ulang yang dilakukan oleh konsumen terhadap barang/jasa yang sebelumnya pernah mencoba/membeli.
Menurut Spillane ( 2006:125) kepuasan pelanggan merupakan tujuan akhir, sehingga diharapkan pelanggan itu memiliki sikap loyal kepada suatu usaha tertentu. Secara manajerial dapat dikatakan bahwa loyalitas pelanggan merupakan strategi bisnis untuk memenagkan persaingan.
Sejalan dengan Menurut Hasan (2013:125), factor-faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen adalah Nilai ( harga dan kualitas), Citra, kepercayaan, relasional pelanggan, biaya peralihan, reliability, kualitas, waktu tunggu, dan kepuasan pelanggan.

ANDA TERTARIK DAN MENGINGINKAN FILE ASLINYA SECARA KESELURUHAN, SILAHKAN MASUKAN DIKOLOM KOMENTAR ALAMAT EMAILNYA,,,,,

PENGARUH NILAI DAN CITRA PERUSAHAAN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.       Latar Belakang Pada era Globalisasi saat ini membawa   perubahan dengan   sangat pesat yang ...